Rangkuman B-Indonesia Kelas 11 Bab 2

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 11 Bab 2

Mempelajari Teks Eksplanasi

Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya fenomena.

Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadinya fenomena secara jelas dan logis.

Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas).

Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.

Contoh Teks Eksplanasi

Berikut ini adalah contoh teks eksplanasi, tolong simak dengan baik.

Demonstrasi MassaAkhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kemungkaran yang terjadi di hadapannya.Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan.Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awalawal reformasi di negeri ini pada tahun 1997–1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam skala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Korea Utara. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat.Demikian pula jika kita melihat kembali kondisi masyarakat di negara tersebut. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.Dengan fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan. Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apa pun yang terjadi di sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan berkata “ya” pada apa pun tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.(Sumber: Kosasih)


 

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki beberapa ciri yaitu:

  • Strukturnya terdiri atas pernyataan umum, deretan penjelas , dan interpretasi .
  • Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual).
  • Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan, misalnya tentang sains.

Struktur Teks Eksplanasi

Kita sudah tahu struktur teks eksplanasi berdasarkan ciri-ciri teks eksplanasi diatas.

Bila kalian masih bingung, ini dia struktur teks eksplanasi:

  • Pernyataan Umum
  • Deretan Penjelas
  • Interpretasi

Pernyataan umum adalah gambaran awal tentang apa yang disampaikan.

Deretan penjelas adalah inti penjelasan apa yang disampaikan.

Interpretasi adalah pandangan penulis atau sebuah simpulan.

Nah kalau kita kembali memperhatikan contoh teks eksplanasi pada bagian sebelumnya, kita sekarang dapat menentukan setiap dari struktur tersebut.

Jadi:

Bagian pernyataan umum yaitu ada di paragraf pertama.

Deretan penjelas ada di paragraf kedua sampai ketujuh.

Interpretasi ada di paragraf terakhir.

Ada juga yang menyebutkan bahwa struktur dari teks eksplanasi adalah:

  • Identifikasi fenomena
  • Proses kejadian
  • Ulasan

Meski namanya berbeda namun pengertiannya sama


Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks eksplanasi menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis.

Konjungsi kausalitas, antara lain:

  • sebab,
  • karena,
  • oleh sebab itu,
  • oleh karena itu,
  • sehingga.

Konjungsi kronologis (hubungan waktu) seperti:

  • kemudian,
  • lalu,
  • setelah itu,
  • pada akhirnya.

Pola Pengembangan dalam Teks Eksplanasi

Secara umum, pola-pola pengembangan teks eksplanasi adalah:

  • Pola Pengembangan Sebab Akibat
  • Pola Pengembangan Proses

Mari kita bahas satu per satu!

Pola Pengembangan Sebab Akibat

Pengembangan teks eksplanasi dapat menggunakan pola sebab akibat.

Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan umum, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya.

Namun demikian, dapat juga terbalik.

Akibat dijadikan sebagai gagasan umum, maka perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.

Jika disusun untuk mencari hubungan antara bagianbagiannya, proses itu dapat disebut proses kausalitas.

Jadi sudah tahu ya sekarang apa itu proses kausalitas?

Pola Pengembangan Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa.

Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah:

  • Mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
  • Membagi proses tersebut menurut tahap-tahap kejadian.
  • Menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

Cara Membuat Teks Eksplanasi

Untuk membuat teks eksplanasi, kalian dapat mengikut alur ini:

  • Menentukan topik
  • Menyusun kerangka teks
  • Mengembangkan kerangka teks menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh
  • Menyunting kembali teks eksplanasi apabila terdapat kesalahan