Rangkuman IPA kelas 9 Bab 8

 

Rangkuman Materi IPA kelas 9 Bab 8

Bioteknologi Pangan

Bioteknologi Pangan dan Manfaatnya dalam Produksi Pangan

Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi adalah pemanfaatan makhluk hidup untuk membantu pekerjaan atau menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia.

Kata bioteknologi berasal dari kata bio dan teknologi.

Bioteknologi ada dua macam yaitu konvensional dan modern.

Yuk kita simak satu per satu!

Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk atau jasa.

Misalnya jamur dan bakteri menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme tubuh sehingga diperoleh produk yang diinginkan.

Salah satu contohnya adalah tape.

Tape dibuat dengan memanfaatkan mikroorganisme yang ada pada ragi.

Ada tiga jenis mikroorganisme dalam ragi tape yaitu : Aspergillus, Sacchoromyces cerevisiae, Acetobacter aceti.

Ketiga mikroorganisme tersebut akan bekerja sama untuk mengubah bahan baku singkong atau beras ketan menjadi tape.

Proses pembuatan tape terdapat pada bagan dibawah ini:

Selain tape ada jenis makanan lain yang menggunakan bioteknologi konvensional, antara lain:

  1. Yogurt : Berasal dari susu, memanfaatkan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus.
  2. Keju : Berasal dari susu, memanfaatkan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus.
  3. Tempe : Berasal dari kacang kedelai, memanfaatkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus.
  4. Kecap : Berasal dari kacang kedelai, memanfaatkan jamur Aspergillus wentii.
  5. Roti : Memanfaatkan Yeast.
  6. Minuman Beralkhohol : Memanfaatkan jamur Aspergillus oryzae.

Bioteknologi Modern

Kebutuhan pangan yang meningkat menuntut manusia untuk lebih menyiapkan bahan kebutuhan.

Penerapan bioteknologi dikatakan cukup ampuh untuk mengatasi masalah tersebut.

Melalui teknik rekayasa genetika para ahli bidang bioteknologi menyusun pola gen sehingga menghasilkan organisme yang sifatnya sesuai kebutuhan.

Maka dikenal istilah DNA Rekombinan, yaitu proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke organisme lain.

Mari kita bahas satu per satu.

Tanaman Transgenik

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan informasi genetik pada tubuhnya.

Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif agar tanaman tahan terhadap hama hingga hasil panen dapat melimpah.

Dalam teknik rekayasa genetika ada beberapa tahapan yaitu:

  • Penyiapan fragmen DNA yang akan disisipkan pada DNA tanaman tertentu
  • Penyiapan vektor (perantara) baik plasmid atau menggunakan virus
  • Potongan DNA yang akan disisipkan tersebut digabung dengan vektor
  • DNA gabungan akan disisipkan pada sel-sel tanaman
  • Tanaman akan tumbuh menjadi tanaman dengan sifat baru, sesuai dengan DNA yang disisipkan.

Hewan  Transgenik

Hewan transgenik biasa digunakan dalam bidang :

  • Pangan
  • Pembuatan organ dalam proses transplantasi
  • Medis

Dalam bidang medis contohnya adalah pembuatan insulin melalui bakteri.

Dalam bidang pangan contohnya menghasilkan susu, daging berkualitas, dan ikan yang cepat besar.

Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi

Selain ada keuntungan dalam pengembangan bioteknologi, tentu akan ada beberapa kerugian.

Mari kita bahas satu per satu dalam setiap bidang yang terdampak.

Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi di Bidang lingkungan

Pada bidang lingkungan tanaman atau hewan transgenik akan mencemari keanekaragaman gen yang ada di alam.

Hal ini juga merusak plasma nuftah atau dikenal dengan polusi gen.

Akibat dari penggunaan tanaman transgenik adalah hama baru yang lebih kuat.

Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi di Bidang Kesehatan

Banyak masyarakat yang khawatir tentang dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkan.

Contohnya adalah penyakit kanker dikarenakan proses pengembangan bioteknologi ini.

Dampak Penerapan dan Pengembangan Bioteknologi di Bidang Sosial dan Ekonomi

Contoh permasalahan dalam bidang ini adalah adanya kalah persaingan.

Petani tradisional pasti akan kalah dengan petani modern.

Jika petani tradisional kalah saing dalam pemasaran maka akan muncul kesenjangan perekonomian yang semakin besar.