Rangkuman PAI Kelas 11 Bab 2

Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 2

Berani Hidup Jujur

Pentingnya Memiliki Sifat Syaja’ah

Keberanian dalam ajaran Islam disebut Syaja’ah.

Syaja’ah menurut bahasa artinya berani.

Sedangkan menurut istilah syaja’ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji.

Jadi syaja’ah dapat diartikan keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan untuk mengharapkan keridaan Allah Subhanahu wata'ala.

Tantangan utama yang kita hadapi adalah memperjuangkan kebenaran, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan dalam sabdanya:

Yang artinya:

“Katakanlah yang benar walaupun itu pahit” (H.R. Ahmad).

Semangat keimanan akan selalu menuntun mereka untuk tidak takut dan gentar sedikit pun.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

Yang artinya:

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Q.S. Ali Imran/3: 139)


 

Pentingnya Memiliki Sifat Jujur

Kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam

Yang artinya:

“Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah: “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga….” (H.R. Muslim)

Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.

Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :

  • jujur dalam hati atau niat,
  • jujur dalam perkataan atau ucapan,
  • jujur dalam perbuatan.

Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Subhanahu wata'ala dan ingin mencapai ridha-Nya.

Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi.

Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin.

Harus Berani Jujur

Kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan dapat membawa ke surga.

Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah kebohongan.

Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan.

Allah Swt. telah menegaskan bahaya dari kebohongan dalam Q.S. Ali Imran ayat 161:

Yang artinya:

“…Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S. Ãli ‘Imran/3: 161)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:

Yang artinya:

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (H.R. Ibnu Majah).

 

Hikmah Perilaku Jujur

Ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain:

  • Perasaan enak dan hati tenang.
  • Mendapatkan kemudahan dalam hidup.
  • Selamat dari azab dan bahaya.
  • Membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun kita ke surga.
  • Dicintai oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya.

Menerapkan Perilaku Mulia

Berikut ini cara menerapkan perilaku berani membela kebenaran dan jujur:

  • Di sekolah, kita meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh ibu bapak/guru, tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah, dan berbicara benar dan sopan baik kepada guru, teman ataupun orang-orang yang ada di lingkungan sekolah.
  • Di rumah, kita meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua dan memberitakan hal yang benar. Contohnya, tidak menutup-nutupi suatu masalah pada orang tua dan tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.
  • Di masyarakat, kita melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram. Hal tersebut dapat terwujud dengan tidak mengarang cerita yang dapat membuat suasana di lingkungan tidak kondusif dan tidak membuat berita bohong. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.