Rangkuman PAI Kelas 11 Bab 3

Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 3

Melaksanakan Pengurusan Jenazah

Kewajiban Umat Islam Terhadap Jenazah

Ada beberapa hal yang harus disegerakan dalam pengurusan jenazah oleh keluarganya, yaitu:

  • memandikan,
  • mengafani,
  • menyalatkan
  • menguburnya.

Namun, sebelum mayat itu dimandikan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

  • Pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampun kepada Allah Subhanahu wata'ala atas segala dosanya.
  • Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar tidak kelihatan auratnya.
  • Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.
  • Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si mayat.

Perawatan Jenazah

Memandikan Jenazah

Syarat-syarat wajib memandikan jenazah:

  • Jenazah itu orang Islam, apapun aliran, mazhab, ras, suku, dan profesinya.
  • Didapati tubuhnya walaupun sedikit.

Yang berhak memandikan jenazah:

  • Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-laki, kecuali istri dan mahram-nya.
  • Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh perempuan pula, laki-laki tidak boleh memandikan kecuali suami atau mahram-nya.
  • Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-nya ada semua, suami lebih berhak untuk memandikan istrinya.
  • Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-nya ada semua, istri lebih berhak untuk memandikan suaminya.

Berikut tata cara memandikan jenazah:

  • Di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang memandikan dan yang mengurusnya saja.
  • Mayat diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan.
  • Dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak terbuka.
  • Mayat didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas disapu perutnya sambil ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar.
  • Setelah itu, dibersihkan dengan tangan kiri, dan yang memandikannya dianjurkan mengenakan sarung tangan. Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian agar tidak terganggu bau kotoran si mayat.
  • Setelah itu hendaklah mengganti sarung tangan untuk membersihkan mulut dan gigi si mayat.
  • Membersihkan semua kotoran dan najis.
  • Mewudukan, setelah itu membasuh seluruh badannya.
  • Disunahkan membasuh tiga sampai lima kali.

Mengafani Jenazah

Kain kafan paling tidak satu lapis.

Sebaiknya tiga lapis bagi mayat laki-laki dan lima lapis bagi mayat perempuan.

Setiap satu lapis di antaranya merupakan kain basahan.

Abu Salamah r.a. menceritakan, bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah r.a. “Berapa lapiskah kain kafan Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam?” “Tiga lapis kain putih,” jawab Aisyah. (HR. Muslim).

Cara membungkusnya adalah:

  • hamparkan kain kafan helai demi helai dengan menaburkan kapur barus pada tiap lapisnya.
  • Kemudian, si mayat diletakkan di atasnya.
  • Kedua tangannya dilipat di atas dada dengan tangan kanan di atas tangan kiri.
  • Mengafaninya pun tidak boleh asal-asalan. “Apabila kalian mengafani mayat saudara kalian, kafanilah sebaik-baiknya.” (HR. Muslim dari Jabir Abdullah r.a.)

Menyalati Jenazah

Untuk bisa disalati, keadaan si mayat haruslah:

  • Suci, baik badan, tempat, maupun kafan.
  • Sudah dimandikan dan dikafani.
  • Jenazah sudah berada di depan orang yang menyalatkan atau sebelah kiblat.

Tata cara pelaksanaan salat jenazah:

  • Jenazah diletakkan di depan jamaah.
  • Apabila mayat laki-laki, imam berdiri di dekat kepala jenazah.
  • Apabila mayat perempuan imam berdiri di dekat perut jenazah.
  • Imam berdiri paling depan diikuti oleh makmum, jika yang mensalati sedikit, usahakan dibuat 3 baris /shaf.
  • Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan salat jenazah dengan empat takbir. Niatnya yaitu:
  • Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu selanjutnya membaca surat al-Fatihah.
  • Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam.
  • Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah:
  • Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut:
  • Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

Mengubur Jenazah

Perihal mengubur jenazah ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

  • Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam menganjurkan agar jenazah segera dikuburkan.
  • Sebaiknya menguburkan jenazah pada siang hari.
  • Anjuran meluaskan lubang kubur.
  • Boleh menguburkan dua tiga jenazah dalam satu liang kubur.
  • Bacaan meletakkan mayat dalam kubur, yaitu:
  • Sebelum dikubur, ahli waris atau keluarga hendaklah bersedia menjadi penjamin atau menyelesaikan atas hutang-hutang si mayat jika ada, baik dari harta yang ditinggalkannya atau dari sumbangan keluarganya.

Ta’ziyyah (Melayat)

Ta’ziyyah atau melayat adalah dengan maksud menghibur atau memberi semangat dan untuk mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah kematian.

Adab (etika) orang ber-ta’ziyyah antara lain seperti berikut:

  • Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta kesabaran bagi orang yang ditinggal.
  • Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa musibah.
  • Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
  • Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai penguburan.
  • Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah.

Ziarah Kubur

Ziarah kubur artinya berkunjung ke kuburan dengan niat mendoakan orang yang sudah meninggal dan mengingat kematian.

Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam bersabda

Yang artinya:

“Dari Abdullah bin Buraidah berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Aku pernah melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah kalian ke kubur.” (HR. Nasa’i)

Hikmah Ziarah Kubur

Di antara hikmah dari ziarah kubur antara lain:

  • Mengingat kematian.
  • Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
  • Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
  • Mendokan si mayat agar Allah Swt. mengampuni segala dosanya, menerima amal baiknya, dan mendapat ridlo-Nya.

Adab Ziarah Kubur

Apabila kita mau berziarah kubur, sebaiknya perhatikan adab atau etika berziarah kubur, yaitu:

  • Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wata'ala, tunduk hati dan merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wata'ala.
  • Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam.
  • Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
  • Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.
  • Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda kuburan).

Menerapkan Perilaku Mulia

Ketika ada orang yang meninggal atau musibah lainnya, selayaknya kita harus memperlihatkan perilaku-perilaku mulia.

Perilaku mulia yang dimaksud antara lain:

  • Segera mengunjungi keluarga yang terkena musibah kematian, mendoakan mayat, mengucapkan turut berduka kepada keluarga yang ditinggalkan.
  • Membantu persiapan pengurusan jenazah seperti memandikan, mengafani, menyalati, dan menguburkan.
  • Memberikan bantuan kepada keluarga korban untuk memperingan bebannya sesuai kemampuan kita.
  • Menghibur keluarga korban dengan ungkapan-ungkapan yang membesarkan hati dan nasihat tentang kesabaran dan ketabahan.