Rangkuman PAI Kelas 11 Bab 4

Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 4

Saling Menasihati dalam Islam

Pengertian Khotbah, Tablig, dan Dakwah

Makna khutbah, tablig, dan dakwah hampir sama, yaitu menyampaikan pesan kepada orang lain.

Mari kita bahas satu per satu.

Khutbah adalah kegiatan ceramah kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah.

Tablig adalah kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah Subhanahu wata'ala secara lisan kepada satu orang Islam atau lebih untuk diketahui dan diamalkan isinya.

Dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang atau lebih ke jalan Allah Subhanahu wata'ala secara lisan atau perbuatan.

Pentingnya Khotbah, Tablig, dan Dakwah

Pentingnya Khotbah

Sesungguhnya, khutbah merupakan kesempatan yang sangat besar untuk berdakwah dan membimbing manusia menuju ke-ri«a-an Allah Subhanahu wata'ala.

Hal-hal berikut yang seharusnya dimiliki oleh seorang khatib:

  • Seorang khathib harus memahami aqidah yang sahihah (benar) sehingga dia tidak sesat dan menyesatkan orang lain.
  • Seorang khatib harus memahami fiqh sehingga mampu membimbing manusia dengan cahaya syariat menuju jalan yang lurus.
  • Seorang khatib harus memperhatikan keadaan masyarakat, kemudian mengingatkan mereka dari penyimpangan-penyimpangan dan mendorong kepada ketaatan.
  • Seorang khathib sepantasnya juga seorang yang salih, mengamalkan ilmunya, tidak melanggar larangan sehingga akan memberikan pengaruh kebaikan kepada para pendengar.

Pentingnya Tablig

Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah tablig, yakni menyampaikan wahyu dari Allah Subhanahu wata'ala kepada umatnya.

Banyak yang menyangka bahwa tugas tablig hanyalah tugas alim ulama saja.

Hal itu tidak benar karena setiap orang yang mengetahui kemungkaran yang terjadi di hadapannya, ia wajib mencegahnya atau menghentikannya.

Kegiatan untuk mencegah dengan tangannya (kekuasaanya), mulutnya (nasihat), atau dengan hatinya (bahwa ia tidak ikut dalam kemungkaran tersebut).

Sebagaimana hadis Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam:

Yang artinya:

Dari Abi Said al-Khudri ra. berkata, saya mendengar Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam bersabda: barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya. apabila tidak mampu maka dengan hatinya (tidak mengikuti kemungkaran tersebut), dan itu selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)


 

Pentingnya Dakwah

Sebagian ulama ada yang menyebut berdakwah itu hukumnya fardhu kifayah (kewajiban kolektif), dan ada juga yang menyatakan fardhu ain.

Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam selalu mengajarkan agar seorang muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-cara yang baik.

Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.

Perintah untuk berdakwah tertuang dalam Q.S. Ali-Imran ayat 104:

Yang artinya:

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ãli ‘Imran/3: 104)

 

Ketentuan Khutbah, Tablig, dan Dakwah

Ketentuan Khutbah

Ada beberapa ketentuan khutbah dan meliputi:

  • Syarat khatib
  • Syarat dua khutbah
  • Rukun khutbah
  • Sunah khutbah

Mari bahas satu per satu!

Syarat Khatib

Syarat yang harus dipenuhi oleh khatib adalah:

  • Islam
  • Ballig.
  • Berakal sehat.
  • Mengetahui ilmu agama.

Syarat Dua Khutbah

Syarat dua khutbah adalah:

  • Khutbah dilaksanakan sesudah masuk waktu dhuhur.
  • Khatib duduk di antara dua khutbah.
  • Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas.
  • Tertib.

Rukun khutbah

Rukun khutbah yaitu:

  • Membaca hamdallah.
  • Membaca syahadatain.
  • Membaca shalawat.
  • Berwasiat taqwa.
  • Membaca ayat al-Qur’an pada salah satu khutbah.
  • Berdoa pada khutbah kedua.

Sunah khutbah

Sunah khutbah yaitu:

  • Khatib berdiri ketika khutbah.
  • Mengawali khutbah dengan memberi salam.
  • Khutbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang.
  • Khatib menghadap jamaah ketika khutbah.
  • Menertibkan rukun khutbah.
  • Membaca surat al-Ikhlas ketika duduk di antara dua khutbah.

Ketentuan Tablig

Orang yang menyampaikan disebut muballig.

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam melakukan tabligh adalah:

  • Syarat Muballig
  • Etika dalam menyampaikan tabligh

Mari bahas lebih jauh!

Syarat Muballig

Syarat Muballig adalah:

  • Islam.
  • Ballig.
  • Berakal.
  • Mendalami ajaran Islam.

Etika dalam menyampaikan tabligh

Ada etika dalam menyampaikan tabligh, yaitu:

  • Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
  • Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
  • Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
  • Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya.
  • Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan sosiologis para pendengarnya atau penerimanya.
  • Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-cari kesalahan orang lain.

Ketentuan Dakwah

Orang yang melaksanakan dakwah disebut da’i.

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam berdakwah adalah:

  • Syarat da’i
  • Etika dalam berdakwah

Yuk bahas lebih detil!

Syarat da’i

Syarat da’i adalah:

  • Islam,
  • Ballig,
  • Berakal,
  • Mendalami ajaran Islam.

Etika dalam berdakwah

Etika dalam berdakwah adalah:

  • Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang bijaksana.
  • Dakwah dilakukan dengan mauizatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
  • Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
  • Dakwah dilakukan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.

Menerapkan Perilaku Mulia

Kita sebagai umat Islam harus dapat mengaplikasikan nilai-nilai khutbah, tablig, dan dakwah di mana saja berada.

Sebagai contoh:

  • Ketika melaksanakan salat Jumat, hendaklah mengamati dan menyimak khutbah yang disampaikan khatib.
  • Ketika melihat kemungkaran di sekitar harus mencegahnya.
  • Kita harus mencontoh ketika melihat sesuatu yang baik.
  • Melibatkan diri secara aktif pada kegiatan-kegiatan keagamaan.
  • Memprakarsai kegiatan dakwah Islam di sekolah, remaja masjid, karang taruna, dakwah kampus, dan lain sebagainya.