Rangkuman PAI Kelas 7 Bab 11

 

Rangkuman Materi PAI Kelas 7 Bab 11

Hijrah Ke Madinah, Sebuah Kisah Yang Membanggakan

A. Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah

Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara terang-terangan, hantaman dan siksaan dari kafir Quraisy semakin meningkat.

Bertahun-tahun Nabi Muhammad saw menyerukan Islam di Mekah, tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya.

Pada saat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam membutuhkan dorongan dan motivasi, justru dua orang yang paling dekat dengan beliau yaitu Siti Khadijah dan Abu Talib berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hampir bersamaan.

Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mengalami peristiwa luar biasa yaitu Isra’ Mi’raj.

Peristiwa tersebut pada tanggal 27 Rejab 621 M.

Pada peristiwa ini Allah menunjukkan tanda-tanda keagungan dan kekuasan-Nya sebagai penghibur bagi Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang dirundung kesedihan.

Pada peristiwa ini pula Nabi Muhammad saw. menerima perintah shalat lima waktu dalam sehari semalam.

Setelah perisitwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam meneruskan dakwahnya dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya.

Kabar tersebut membuat kafir Quraisy menganggap Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam telah melakukan pembohongan dan mereka semakin gencar untuk berusaha membunuh Nabi Muhammad saw.

Setelah Allah Subhanahu wata'ala memerintahkan untuk hijrah, maka Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam pun melaksanakan hijrah ke Madinah.

B. Berita Gembira dari Kota Yasrib

Awal kisah ini bermula ketika tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu dengan 6 orang Yasrib dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah.

Dalam pertemuan tersebut, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mengajak mereka untuk memeluk agama Islam dan mereka menyambut baik ajakan tersebut dan menyatakan masuk Islam.

Pada tahun 621 M dan 622 M semakin banyak orang-orang Yasrib yang datang untuk memeluk agama Islam.

Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan kesan bahwa Islam dapat berkembang pesat di Yasrib.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yasrib secara sembunyi-sembunyi.

Sementara Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam sendiri tetap bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Talib.

Rencana hijrah ini terdengan oleh kaum kafir Quraisy dan membuat rencana untuk membunuh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam karena khawatir Islam berkembang pesat disana.

Kafiq Quraisy lantas menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam karena khawatir akan lari.

Pada malam harinya, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam membisikan kepada Ali bin Abi Talib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Subhanahu wata'ala Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dapat keluar dari rumahnya dengan selamat.

Tidak lama setelah Nabi Muhammad saw. meninggalkan rumahnya, para pemuda yang menjaga terbangun dari tidurnya dan masuk ke rumah beliau penuh nafsu untuk membunuh.

Akan tetapi mereka terkejut dan kecewa karena hanya mendapati Ali bin Abi Talib yang sedang tidur.

Semua ini terjadi hanya karena pertolongan Allah Subhanahu wata'ala

C. Perjalanan Hijrah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam

Menjelang larut malam, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam menuju rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah ke Madinah.

Mereka menuju arah selatan ke arah Gua Sur.

Jalan tersebut adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia.

Selama tiga hari tiga malam mereka berdua sempat bersembunyi di Gua Sur.

Pada hari ketiga mereka melanjutkan perjalanan ketika sudah yakin aman dan tenang.

Orang Quraisy yang menyadari hilangnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mengeluarkan sayembara yang isinya adalah barangsiapa yang mendapatkan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam hidup atau mati akan diberikan hadiah yang sangat besar dan jabatan yang tinggi.

Hal ini membuat semua orang tertarik termasuk Suraqa bin Malik.

Maka Suraqa bin Malik mendatangi tempat beliau dan berusaha untuk menangkap beliau.

Namun setiap kali dia berusaha mendekati beliau, kudanya selalu tersungkur dan terjadi sebanyak empat kali.

Suraqa bin Malik yang percaya terhadap adanya dewa, meyakini bahwa ini adalah pertanda buruk dari dewa dan akhirnya mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.

Di tengah perjalanan Nabi Muhammad saw. dan rombongan singgah di Quba’ sebuah desa kecil yang terletak dua mil di selatan Madinah.

Disana beliau membangun sebuah masjid, dan ini adalah masjid pertama yang pernah dibuat.

Pada Jumat pagi beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Salim bin Auf tepat pada waktu shalat Jumat.

Shalatlah beliau disana, inilah shalat jumat pertama.

Akhirnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Masyarakat Madinah yang telah menantikan kehadiran beliau, menyambut penuh suka cita dan kebahagiaan.