Rangkuman PPKn kelas 9 Bab 6

 

Rangkuman materi PPKn kelas 9 Bab 6

Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

A. Perjuangan fisik mempertahankan negara kesatuan republik indonesia (NKRI)

Ancaman terhadap keutuhan negara kesatuan republik indonesia setelah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 adalah kedatangan belanda ke Indonesia.

Sebagai salah satu anggota sekutu yang memenangkan perang dunia ll. Menyatakan berhak atas indonesia karena sebelumnya mereka menjajah Indonesia.

Mereka datang dengan membentuk Netherlands indies civil Administration (NICA) dengan menumpang dalam Alied Forces Netherland East Indies (AFNEI)

Kedatangan belanda dengan menumpang AFNEI mendapat perlawanan bangsa indonesia.

Macam-macam perjuangan yang terjadi di Indonesia :

1. Pertempuran Surabaya tanggal 10 Nevember 1945

Terjadinya pertempuran disurabaya diawali kedatangan atau mendaratnya brigade 29 dari divisi india ke 23 dibawah pimpinan brigadir mallaby pada tanggal 25 oktober 1945.

Pada tanggal 27 oktober 1945 pemuda Surabaya berhasil memproklamasikan kekuatan sekutu.

Bahkan hampir menghancurkannya, oleh karena itu diadakan perundingan, namun pada saat perundingan terjadi insiden jembatan merah brigadir mallaby tewas.

Tanggal 9 November 1945 tentara sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya agar para pemilik senjata kepada sekutu sampai tanggal 10 November jam 06.00.

Ultimatum itu tidak dihiraukan oleh rakyat surabaya pada tanggal 10 Nevember 1945, pemuda Surabaya melalukan perlawanan dengan menyusun organisasi yang teratur dibawah komando Sungkono.

Bung Tomo melalui Radio pemberontakan mengorbarkan semangat perlawanan Pemuda Surabaya agar pantang menyerah melawan sekutu.

2. Perlawanan Terhadap Agresi Militer Belanda.

Belanda tidak pernah mengakui kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu Belanda selalu berusaha untuk merebut kembali kekuasaan atas negeri kita ini.

Belanda melakukan Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947.

Belanda berhasil menguasai Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Indonesia tidak tinggal diam, Indonesia melaporkan Agresi Militer ini ke masyarakat Internasional dan terjadilah gencatan senjata.

Namun, Belanda tetap melakukan agresi militer kembali pada tanggal 19 Desember 1948 dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.

Akibat agresi militer kedua ini ibukota Yogyakarta pada saat itu jatuh ke tangan Belanda.

Akhirnya pada tanggal 01 Maret 1949 perang gerilya yang dipimpin Jendral Soedirman dapat memberikan dampak kepada dunia internasional akan keberadaan NKRI.

3. Perang Gerilya

Perlawanan bangsa Indonesia yang cukup terkenal yaitu perang gerilya.

Perang gerilya adalah perang dengan berpindah-pindah tempat.

Perang gerilya dipimpin oleh Jendral Soedirman.

Meskipun dalam keadaan sakit Jendral Soedirman tetap memimpin perang, beliau tidak kenal lelah dan takut menghadapi para penjajah.

Kolonel A.H. Nasution, selaku Panglima Tentara dan Teritorium Jawa menyusun rencana pertahanan rakyat Totaliter yang kemudian dikenal sebagai Perintah Sisasat No.1.

Salah satu isi pokoknya adalah : Tugas pasukan-pasukan yang berasal dari daerah-daerah federal adalah ber-wingate dan membentuk kantong-kantong gerilya sehingga seluruh pulau Jawa akan menjadi medan gerilya yang luas.

Pada tanggal 19 Desember 1948 pasukan Siliwangi bergerak dari Jawa Tengah menuju daerah-daerah kantong di Jawa Barat.

Perjalanan ini kemudian dikenal sebagai Long March Siliwangi.

B. Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Melalui Jalur Diplomasi.

Selain menggunakan kekuatan fisik, bangsa Indonesia juga melakukan perjuangan diplomatik dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Beberapa perundingan tersebut adalah:

1. Perjanjian Linggarjati

Perundingan Linggarjati adalah suatu perundingan antara Indonesia dengan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat.

Perundingan Linggarjati terjadi pada tanggal 10-15 November 1946.

Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn.

Hasil perundingan Linggarjati :

  • Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu : Jawa, Sumatera, dan Madura.
  • Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 01 Januari 1949.
  • Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
  • Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.

2. Perjanjian Renville

Perjanjian Renville diambil dari nama sebutan kapal perang milik Amerika Serikat yaitu USS Renville.

Perundingan ini dilaksanakan antara Indonesia, Belanda dan Komisi Tiga Negara (KTN) sebagai pihak penengah.

Komisi Tiga Negara tersebut adalah Amerika Serikat, Belgia, dan Australia.

Dalam delegasi ini Indonesia mengutus Perdana Menteri Amir Syariffudin dan Belanda mengutus Abdulkadir Wijoyoatmojo.

Isi perjanjian Renville :

  • Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
  • Republik Indonesia kedudukannya sejajar dalam Uni Indonesia Belanda.
  • Republik Indonesia menjadi bagian dari RIS.
  • Antara enam bulan sampai satu tahun akan diselenggarakan pemilihan umum untuk membentuk Konstituante RIS.

Perjanjian Renville ini ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948.

3. Perundingan Roem Royen

Pada tanggal 04 April 1949 dilaksanakan perundingan yang dikenal sebagai Perundingan Roem Royen di Jakarta.

Isi perjanjian Roem-Royen pihak Indonesia :

  • Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah untuk menghentikan perang gerilya.
  • Kedua belah pihak bekerja sama dalam hal mengembalikan perdamaian dan menjaga keamanan serta ketertiban.
  • Belanda turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang bertujuan untuk mempercepat penyerahan kedaulatan lengkap dan tidak bersyarat kepada Negara Republik Indonesia Serikat.

Isi perjanjian Roem-Royen pihak Belanda :

  • Pemerintah Belanda setuju bahwa pemerintah Republik Indonesia harus bebas dan leluasa melakukan kewajiban dalam satu daerah yang meliputi Karesidenan Yogyakarta.
  • Pemerintah Belanda membebaskan secara tidak bersyarat para pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik yang ditawan sejak tanggal 19 Desember 1948.
  • Pemerintah Belanda menyetujui bahwa Republik Indonesia akan menjadi bagian dari RIS.

Setelah tercapainya perundingan Roem-Royen, pada tanggal 01 Juli 1949 pemerintah Republik Indonesia secara resmi kembali ke Yogyakarta.

4. Konferensi Meja Bundar (KMB).

Konferensi Meja Bundar (KMB) berlangsung di Deen Haag pada tanggal 23 Agustus sampai 02 November 1949.

Isi dari KMB :

  • Pembentukan UNI Belanda-RIS yang dipimpin oleh Ratu Belanda secara simbolis.
  • Soekarno dan Moh. Hatta menjabat sebagai presiden dan wakil presiden periode 1949-1950.
  • Irian Barat masih menjadi kekuasaan Belanda.
  • Pemerintah Indonesia harus menanggung hutan luar negeri Hindia Belanda sebesar 4,3 Miliyar Gulden.

Perundingan ini dapat dikatakan kemajuan karena dengan adanya perjanjian ini Indonesia akhirnya lepas dari cengkraman Belanda.

Namun disisi lain ini adalah produk rekayasa Van Mook yang suatu saat dijadikan strategi untuk merebut kembali Indonesia melalui politik devide et impera.