Rangkuman Prakarya Kelas 11 Bab 3

 

Rangkuman Materi Prakarya Kelas 11 Bab 3

Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi

Ide dan Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi

Segmen usaha budidaya ikan berdasarkan proses produksinya, dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:

  • usaha pembenihan
  • pendederan
  • pembesaran ikan

Usaha pembenihan merupakan suatu tahapan kegiatan perikanan yang outputnya adalah benih ikan.

Usaha pembesaran merupakan kegiatan perikanan yang outputnya adalah ikan berukuran konsumsi.

Usaha pendederan merupakan kegiatan perikanan yang outputnya adalah benih ikan tetapi ukurannya lebih besar dari output pembenihan.

Permintaan ikan konsumsi khususnya ikan lele yang semakin meningkat menjadikan peluang usaha sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembesaran.

Untuk satu siklus usaha pembenihan dengan jangka waktu antara 40-45 hari dapat menghasilkan benih ikan lele 30.000-50.000 ekor dengan berbagai macam ukuran.

Berdasarkan ukurannya, dalam satu siklus tersebut sebagian besar ditawarkan/dijual dengan ukuran 5-6 cm.

Sumber Daya yang dibutuhkan dalam Pembenihan Ikan Konsumsi

Sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha pembenihan ikan konsumsi adalah:

  • Manusia (man)
  • Uang (money)
  • Bahan (material)
  • Peralatan (machine)
  • Cara Kerja (method)
  • Pasar (market)
  • Informasi (information)

Perencanaan usaha Pembenihan Ikan Konsumsi

Perencanaan usaha pada umumnya memuat pokok pokok pikiran sebagai berikut:

  • Nama Perusahaan
  • Lokasi
  • Komoditi yang Diusahakan
  • Konsumen yang dituju
  • Pasar tujuan
  • Partner yang diajak kerjasama
  • Personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
  • Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
  • Peralatan perusahaan yang perlu disediakan
  • Penyebaran promosi

Khusus untuk menentukan lokasi, harus memerhatikan dua hal yaitu:

  • Backward linkage, yaitu bagaimana sumber daya (resources) yang akan digunakan
  • Forward linkage, yaitu daerah pemasaran hasil produksi

Kebutuhan pasar terhadap Benih Ikan Konsumsi

Tingkat konsumsi ikan penduduk Indonesia pada tahun 2001 sebesar 9,96 kg/ kapita/tahun meningkat menjadi 17,01 kg/kapita/tahun pada tahun 2005.

Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013), tingkat konsumsi ikan pada tahun 2010 – 2012 rata-rata mengalami kenaikan hingga 5,44 persen.

Pada tahun 2010, tingkat konsumsi ikan mencapai 30,48 kg/kapita per tahun.

Pada tahun 2011 sebanyak 32,25 kg/kapita per tahun.

Sedangkan pada tahun 2012, tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg/kapita per tahun.

Jadi terlihat jelas bahwa kebutuhan pasar itu sangat tinggi.

Disinilah peluang usaha muncul.

Aneka Produk Ikan Konsumsi

Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi oleh manusia sebagai sumber pangan.

Macam-macam ikan konsumsi antara lain:

  • Ikan lele lokal (Clarias batrachus)
  • Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
  • Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
  • Ikan Bawal (Colossoma Macropomum)

Manfaat Ikan Konsumsi

Dari sebuah riset studi pada tahun 2006 yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, diketahui bahwa tingkat kematian akibat penyakit jantung pada orang dewasa yang makan ikan dua kali sepekan, lebih rendah (36%) daripada mereka yang makan ikan sedikit atau tidak sama sekali.

Ikan merupakan sumber makanan penting karena mengandung dua asam lemak omega-3, yaitu Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid (DHA).

Omega-3 membantu menurunkan tekanan darah yang akan menjaga kesehatan jantung.

Tubuh tidak memproduksi omega-3, harus didapatkan melalui asupan makanan.

Perencanaan Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat membuat rencana usaha pembenihan ikan konsumsi:

  • Pilih lokasi usaha yang dekat dengan sumber air, bahan/peralatan usaha, tenaga kerja, serta dekat dengan lokasi pemasaran.
  • Tentukan jenis ikan yang akan dibudidayakan. Ikan yang dibudidayakan dapat lebih dari satu jenis. Penentuan jenis ikan akan menentukan kesiapan yang diperlukan dalam pelaksanaan usaha budi daya ikan.
  • Urus izin dan daftarkan usaha pada instansi terkait.
  • Membangun wadah budi daya ikan (tergantung pada jenis ikan yang dipilih).
  • Kembangkan satu areal budi daya ikan dengan membangun kolam pembenihan.
  • Dapatkan pasar dan kembangkan jaringan pemasaran.
  • Harus dapat mengelola keuangan dengan baik dan benar.

Kebutuhan Alat dan Bahan Pembenihan Ikan Konsumsi

Peralatan yang digunakan dalam proses pembenihan ikan lele sebagai berikut:

  • Peralatan pengadaan air bersih seperti pompa air atau pompa celup (aerator),
  • Pemijahan ikan lele seperti kakaban,
  • Pendederan benih ikan lele seperti blower, dan
  • Pemanenan atau penyortiran benih ikan lele seperti seser.
  • Pengemasan benih ikan lele seperti plastik, sterofoam, dan tabung oksigen

Bahan yang digunakan tergantung pada proses pembenihan yaitu persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan), pemeliharaan induk, pemijahan/pembenihan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva dan benih.

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembenihan ikan lele tersaji pada gambar dibawah ini:

Beberapa persyaratan dalam memilih bahan (induk ikan, pakan ikan, dan lain-lain) yaitu:

  • Ikan yang dipilih sebaiknya yang mudah dipelihara
  • Bahan baku yang disediakan harus berkualitas
  • Bahan baku yang disediakan hendaknya yang mudah didapatkan di sekitar tempat usaha
  • Bahan baku yang tersedia hendaknya yang relatif murah

Proses Pembenihan Ikan Lele

Berikut merupakan diagram alir proses produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana sampai pemeliharaan larva dan benih:

Mari kita bahas satu per satu!

Persiapan sarana dan prasarana

Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah persiapan kolam.

Kolam yang digunakan dapat terbuat dari terpal, fiberglass, kolam semi permanen, dan permanen (tembok bersemen).

Pastikan kolam yang akan digunakan bersih agar anakan ikan yang baru menetas tidak terkontaminasi penyakit.

Berikut ini adalah contoh macam-macam kolam:

Pemeliharaan induk

Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma).

Ciri-ciri induk ikan lele siap memijah adalah calon induk jantan dan betina terlihat mulai berpasang-pasangan dan kejar-kejaran.

Berikut ini ciri-ciri induk lele jantan:

  • Kepalanya lebih kecil.
  • Warna kulit dada agak tua.
  • Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
  • Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
  • Perutnya lebih langsing dan kenyal.
  • Kulit lebih halus.

Sedangkan ciri-ciri induk lele betina:

  • Kepalany a lebih besar dibanding induk lele jantan.
  • Warna kulit dada agak terang.
  • Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar, dan terletak di belakang anus.
  • Gerakannya lambat, tulang kepala pendek, dan agak cembung.
  • Perutnya lebih besar dan lunak.
  • Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.

Kemudian berikut ini syarat induk lele yang baik:

  • Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
  • Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
  • Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
  • Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
  • Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.

Pemijahan/Pembenihan

Pemijahan/pembenihan adalah proses pembuahan telur oleh sperma.

Pemijahan/pembenihan ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembenihan alami dan buatan.

Mari kita telaah satu per satu kembali!

Pembenihan alami

Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu pasang per sarang.

Tata caranya sebagai berikut:

  • masukkan induk yang terpilih ke kolam,
  • masukkan makanan yang berprotein tinggi (cacing, ikan rucah, pellet, dan semacamnya) setiap hari dengan dosis (jumlah berat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan,
  • kemudian induk ikan dibiarkan selama 10 hari,
  • setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm,
  • kemudian induk ikan dibiarkan selama 10 hari dan tidak perlu diberi makan,
  • selama 10 hari berikutnya induk ikan telah memijah dan bertelur,
  • setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang dan benih ikan akan hidup bergerombol (berkumpul),
  • selanjutnya benih ikan dikeluarkan dari sarang dan dimasukan ke kolam pendederan.

Pembenihan Buatan

Pembenihan buatan dapat dilakukan dengan penambahan larutan ovaprim untuk mempercepat kematangan gonad induk sehingga cepat melakukan pemijahan.

Caranya:

  • Memberikan suntikan cairan hormon (ovaprim) ke dalam tubuh ikan
  • Pada selang waktu 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur).
  • Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerapair sebagai waktu yang tepat untuk melakukan pengurutan perut (stripping).
  • Setelah telur ikan keluar, selanjutnya dilakukan pembuahan (fertilisasi) dengan cara menambahkan spermaindukan jantan.
  • Selang 8 jam, telur tersebut menetas dan menjadi benih.
  • Selanjutnya benih ikan didederkan sampai ukuran yang ditentukan.

Penetasan Telur

Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva, untuk itu telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan kemudian diinkubasikan dalam media penetasan/wadah khusus (wadah penetasan).

Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember berukuran besar.

Pemeliharaan larva dan benih

Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan karena sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budi daya, termasuk tahapan yang cukup sulit.

Pemeriksaan kualitas hasil produksi Ikan Konsumsi

Pengendalian kualitas proses produksi merupakan usaha mempertahankan dan memperbaiki kualitas produk.

Pengendalian kualitas bertujuan agar hasil atau produk sesuai dengan spesikasi yang direncanakan (memuaskan konsumen).

Pengendalian kualitas dapat dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu :

  • Menentukan standar kualitas produk.
  • Mengadakan tindakan koreksi.
  • Merencanakan perbaikan secara terus menerus untuk menilai standar yang telah ditetapkan.

Pengemasan Produk Ikan Konsumsi

Pengemasan produk ikan konsumsi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode tertutup dan metode terbuka.

Mari kita pahami satu per satu!

Pengemasan Produk Ikan Konsumsi Metode Tertutup

Pengemasan sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup dengan menggunakan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut.

Teknik pengemasan sistem tertutup dilakukan dengan cara:

  • menyiapkan kantong plastik polietilen,
  • mengisi kantong plastik dengan air bersih dan benih ikan,
  • kemudian mengeluarkan dari kantong plastik dengan tujuan untuk menghilangkan karbondioksida, dan dilanjutkan memasukkan oksigen dari tabung ke dalam plastik sampai volume udara 1/3–1/4 bagian.
  • setelah pengisian oksigen, mengikat mulut kemasan secara rapat dengan karet gelang.
  • plastik berisi benih ikan yang sudah siap kemudian dimasukkan dalam sterofoam sehingga tidak mudah pecah dan mudah diangkut.

Kelebihan metode tertutup:

  • media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan,
  • dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang),
  • memudahkan penataan dalam pemanfaatan ruang selama pengangkutan.

Kekurangan metode tertutup:

  • media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan,
  • tidak dapat dilakukan pergantian air,
  • memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu pengangkutan.

Pengemasan Produk Ikan Konsumsi Metode Terbuka

Pengemasan dengan metode terbuka yaitu sistem pengemasan ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat yang menggunakan media air yang masih dapat berhubungan dengan udara bebas.

Tahapan pengemasan ikan selama transportasi yaitu:

  • siapkan wadah,
  • masukkan air dan benih dalam wadah,
  • memberikan peneduh di atas wadah agar benih ikan tidak mengalami stress pada suhu yang tinggi,
  • jumlah padat penebaran tergantung dari ukuran benih, dimana benih dengan ukuran 10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter,
  • setiap 4 jam sekali, mengganti seluruh air di tempat yang teduh.

Kelebihan metode terbuka:

  • difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung,
  • dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator,
  • dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan.

Kekurangan metode terbuka:

  • dapat menimbulkan stres pada ikan,
  • tidak dapat dilakukan untuk pengiriman jarak jauh
  • metode ini sangat cocok hanya untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi melalui darat/laut.