Rangkuman Sejarah Kelas 10 Bab 2

 

Rangkuman Materi Sejarah Indonesia Kelas 10 Bab 2

Pedagang, Penguasa dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Buddha)

Pengaruh Budaya India

Satu di antara bangsa yang berinteraksi dengan penduduk kepulauan di Indonesia adalah bangsa India.

Interaksi tersebut dimulai dengan perdagangan.

Menurut van Leur, barang yang diperdagangkan dalam pasar internasional saat itu adalah barang komoditas yang bernilai tinggi.

Dua komoditas penting yang menjadi primadona pada awal masa sejarah di Kepulauan Indonesia adalah gaharu dan kapur barus.

Karena kedua komoditas tersebut dapat digunakan untuk bahan baku pewangi.

Interaksi dengan kedua bangsa itu membawa perubahan pada bentuk tata negara di beberapa daerah di Kepulauan Indonesia.

Juga perubahan dalam susunan kemasyarakatan dan sistem kepercayaan.

Sejak saat itu pula pengaruh-pengaruh Hindu-Buddha berkembang di Indonesia.

Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Hindu-Buddha atau sering disebut Hinduisasi.

Setidaknya ada empat teori, yaitu:

  • Teori Waisya
  • Teori Ksatria
  • Teori Brahmana
  • Teori Arus Balik

Mari kita simak satu per satu!

Teori Waisya

Teori waisya ini dikemukakan oleh NJ. Krom.

Menurutnya, proses masuknya Hindu Buddha ke Indonesia dibawa oleh pedagang India.

Selama para pedagang India menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan wanita pribumi.

Menurutnya, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Teori Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu Buddha yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu :

  • Menurut C.C. Berg
  • Menurut Mookerji
  • Menurut J.L. Moens

Teori Ksatria menurut C.C. Berg

Menurut teori ini para ksatria India terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia.

Bantuan para ksatria ini membantu kemenangan salah satu kelompok.

Sebagai hadiah, ada diantara para ksatria ini dinikahkan dengan salah satu putri kepala suku yang dibantunya.

Sehingga ksatria ini dapat menyebarkan kebudayaan Hindu Buddha dengan mudah kepada keluarganya.

Teori Ksatria menurut Mookerji

Mirip dengan teori sebelumnya, menurut Mookerji bahwa golongan ksatria lah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia.

Mereka membentuk koloni-koloni yang berkembang menjadi kerajaan.

Teori Ksatria menurut J.L. Moens

Teori ini menghubungkan proses terbentuknya kerajaan kerajaan di Indonesia pada abad ke-5.

Pada abad yang sama, situasi serupa terjadi pula di India.

Ada diantara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia dan membangun kerajaan di Indonesia.

Teori Brahmana

Teori Brahmana ini diungkap oleh Jc. Van Leur.

Menurutnya, kebudayaan Hindu Buddha dibawa oleh Brahmana.

Alasan kuatnya adalah adanya peninggalan kerajaan pada prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Bahasa Pallawa.

Kedua bahasa itu hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.

Teori Arus Balik

Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch.

Menurutnya, banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu Buddha ke India.

Kemudian mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya.

Pengaruh Hindu Buddha terhadap Masyarakat di Indonesia

Tentu dengan masuknya pengaruh Hindu Buddha membawa dampak terhadap masyarakat Indonesia, antara lain :

  • Bidang Pemerintahan : Munculnya kerajaan-kerajaan.
  • Bidang Sosial : Pembeda antar kelompok masyarakat (Kasta).
  • Bidang Ekonomi : Banyaknya kapal India dan Cina yang singgah ke Indonesia.
  • Bidang Agama : Tentu munculnya agama Hindu dan Buddha.
  • Bidang Kebudayaan : Terlihat pada bangunan, Seni rupa dan seni ukir, Sastra dan Aksara.

Kerajaan Kerajaan Pada Masa Hindu-Buddha di Indonesia

Beberapa kerajaan kerajaan Hindu Buddha yang ada di Indonesia antara lain :

  • Kerajaan Kutai
  • Kerajaan Tarumanegara
  • Kerajaan Kalingga
  • Kerajaan Sriwijaya
  • Kerajaan Mataram Kuno
  • Kerajaan Kediri
  • Kerajaan Singhasari
  • Kerajaan Majapahit
  • Kerajaan Buleleng
  • Kerajaan Tulang Bawang
  • Kerajaan Kota Kapur

Mari bahas satu per satu kerajaan ini!

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur.

Berdiri sekitar abad ke 5 Masehi.

Yang pernah menjadi raja adalah :

  • Kundungga
  • Aswawarman
  • Mulawarman

Salah satu peninggalan Kerajaan Kutai adalah yupa.

Yupa adalah tugu batu berfungsi sebagai tugu peringatan.

Ada tujuh buah yupa.

Yupa ditulis dalam bahasa pallawa dan sansekerta.

Yupa dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa.

Berdiri sekitar abad ke 5 Masehi.

Berdasarkan catatan sejarah kerajaan ini merupakan kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Salah satu peninggalan kerajaan ini adalah prasasti.

Ada tujuh buah prasasti, yaitu :

  • Prasasti Kebon Kopi
  • Prasasti Ciaruteun
  • Prasasti Pasir Awi
  • Prasasti Jambu
  • Prasasti Muara Cianten
  • Prasasti Tugu

Semua prasasti itu menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta.

Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga atau Holing, diperkirakan terletak di Jawa bagian tengah.

Lokasi Kerajaan Kalingga diperkirakan terletak di Kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah atau di sebelah utara Gunung Muria.

Nama Kalingga berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan.

Raja yang paling terkenal pada masa Kerajaan Kalingga adalah seorang raja wanita yang bernama Ratu Sima.

Ratu Sima dikenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan sangat bijaksana.

Kepemimpinan raja yang adil, menjadikan rakyat hidup teratur, aman,dan tenteram.

Agama utama yang dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya adalah Buddha.

Kerajaan Kalingga mengalami kemunduran kemungkinan akibat serangan Sriwijaya yang menguasai perdagangan.

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwiyaja berdiri sekitar abad ke 7 Masehi.

Kerajaan ini diperkirakan terletak di Palembang.

Raja yang terkenal adalah Balaputradewa.

Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Indonesia.

Salah satu peninggalan kerajaan Sriwijaya adalah prasasti.

Prasasti tersebut ada yang berasal dari dalam negeri bahkan diluar negeri juga.

Prasasti yang berasal dari dalam negeri :

  • Kedukan Bukit
  • Talang Tuwo
  • Telaga Batu
  • Kota Kapur
  • Karang Berahi
  • Palas Pasemah
  • Amoghapasa

Sedangkan yang berasal dari luar negeri :

  • Ligor
  • Nalanda
  • Canton
  • Grahi
  • Chaiya

Berdasarkan informasi dari sumber-sumber yang ada diketahui bahwa :

  • Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Hindu Buddha di Asia Tenggara.
  • Pulau Bangka dan Jambi Hulu pernah ditaklukan pada tahun 686 Masehi.
  • Pada awal abad ke 11 Raja Rajendracola dari Kerajaan Colamandala (India) melakukan penyerbuan ke Sriwijaya.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada pertengahan abad ke 8 Masehi.

Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti, yaitu :

  • Dinasti Sanjaya, yang beragama Hindu
  • Dinasti Syailendra, yang beragama Buddha

Salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno adalah prasasti.

Beberapa prasasti tersebut adalah :

  • Canggal
  • Kalasan
  • Ligor
  • Nalanda
  • Klurak
  • Mantyasih

Selain prasasti, peninggalan kerajaan ini adalah candi dan stupa.

Contoh candi pada masa Sanjaya :

  • Candi Dieng
  • Candi Gedongsongo
  • Candi Prambanan

Sedangkan contoh stupa pada masa Syailendra :

  • Borobudur
  • Mendut
  • Pawon

Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri dikenal juga sebagai kerajaan Panjalu.

Kerajaan Kediri ini merupakan pembagian kerajaan oleh Airlangga, dengan tujuan mencegah perpecahan antara kedua putranya.

Namun usaha Airlangga tersebut gagal ketika beliau wafat, terjadi perang dan dimenangkan oleh Kerajaan Kediri.

Raja yang pernah memerintah adalah :

  • Jayawarsa
  • Jayabaya
  • Sarwewara
  • Gandara
  • Kameswara
  • Kertajaya

Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Jayabaya.

Peninggalan jaman Kerajaan Kediri adalah prasasti, antara lain:

  • Padlegan
  • Panumbangan
  • Hantang
  • Talan
  • Desa Jepun

Perkembangan seni pada masa ini antara lain:

  • Kitab Baratayuda
  • Kitab Kresnayana
  • Kitab Smaradahana
  • Kitab Lubdaka

Kerajaan Singhasari

Kerajaan Singhasari atau yang biasa ditulis Singosari adalah kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok.

Lokasi kerajaan ini ada di Jawa Timur.

Kerajaan Singhasari pernah dipimpin oleh:

  • Ken Arok
  • Anusapati
  • Tohjoyo
  • Ronggowuni
  • Kertanegara

Peninggalan kerajaan ini berupa kitab dan prasasti.

Kitab yaitu :

  • Kitab Pararaton
  • Kitab Negara Kertagama

Prasasti yaitu :

  • Balawi
  • Maribong
  • Kusmala
  • Mula-Malarung

Kerajaan Majapahit

Kerajaan ini terletak di Jawa Timur.

Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu Buddha terbesar dalam sejarah Indonesia.

Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaan dibawah pemerintahan Hayam Wuruk.

Hayam Wuruk dibantu oleh Gajah Mada.

Pada masa ini bidang sastra mengalami kemajuan.

Karya sastra yang terkenal adalah Kitab Negarakertagama dan Kitab Sutasoma.

Kalian pasti tidak asing dengan Kitab Sutasoma ini.

Kitab Sutasoma merupakan karya Mpu Tantular, yang didalamnya terdapat istilah Bhinneka Tunggal Ika.

Tidak hanya kitab, ada pula peninggalan prasasti, antaralain :

  • Gunung Butak
  • Kudadu
  • Blambangan
  • Langgaran

Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali

Dalam sejarah Bali, nama Buleleng mulai terkenal setelah periode kekuasaan Majapahit.

Pada waktu di Jawa berkembang kerajaan-kerajaan Islam, di Bali juga berkembang sejumlah kerajaan.

Misalnya Kerajaan Gelgel, Klungkung, dan Buleleng yang didirikan oleh I Gusti Ngurak Panji Sakti, dan selanjutnya muncul kerajaan yang lain.

Nama Kerajaan Buleleng semakin terkenal, terutama setelah zaman penjajahan Belanda di Bali.

Pada waktu itu pernah terjadi perang rakyat Buleleng melawan Belanda.

Pada zaman kuno, sebenarnya Buleleng sudah berkembang.

Pada masa perkembangan Kerajaan Dinasti Warmadewa, Buleleng diperkirakan menjadi salah satu daerah kekuasaan Dinasti Warmadewa.

Buleleng berkembang menjadi pusat perdagangan laut.

Dari Buleleng barang dagangan yang berupa hasil pertanian seperti kapas, beras, asam, kemiri, dan bawang diangkut atau diperdagangkan ke pulau lain (daerah seberang).

Perdagangan dengan daerah seberang mengalami perkembangan pesat pada masa Dinasti Warmadewa yang diperintah oleh Anak Wungsu.

Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kata-kata pada prasasti yang disimpan di Desa Sembiran yang berangka tahun 1065 M.

Kerajaan Tulang Bawang

Dari sumber-sumber sejarah Cina, kerajaan awal yang terletak di daerah Lampung adalah kerajaan yang disebut Bawang atau Tulang Bawang.

Dalam sumber sejarah Cina yang lain, yaitu kitab T’ai-p’inghuang- yu-chi yang ditulis pada tahun 976–983 M, disebutkan sebuah kerajaan bernama T’o-lang-p’p-huang yang oleh G. Ferrand disarankan untuk diidentifikasikan dengan Tulang Bawang yang terletak di daerah pantai tenggara Pulau Sumatera, di selatan sungai Palembang (Sungai Musi).

Namun, di samping itu Damais kemudian memberikan pula kemungkinan lain mengenai lokasi dan identifikasi P’o-huang atau “Bawang” itu dengan sebuah nama tempat bernama Bawang (Umbul Bawang) yang sekarang terletak di daerah Kabupaten Lampung Barat, yaitu di daerah Kecamatan Balik Bukit di sebelah utara Liwah.

Kerajaan Kota Kapur

Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, pada tahun 1994, diperoleh suatu petunjuk tentang kemungkinan adanya sebuah pusat kekuasaan di daerah itu sejak masa sebelum munculnya Kerajaan Sriwijaya.

Pusat kekuasaan ini meninggalkan temuan-temuan arkeologi berupa sisa-sisa sebuah bangunan candi Hindu (Waisnawa) terbuat dari batu bersama dengan arca-arca batu, di antaranya dua buah arca Wisnu dengan gaya seperti arca-arca Wisnu yang ditemukan di Lembah Mekhing, Semenanjung Malaka, dan Cibuaya, Jawa Barat, yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 Masehi.

Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur ini adalah peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masingmasing panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2–3 meter.

Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan

Jalur-jalur perdagangan yang berkembang di Nusantara sangat ditentukan oleh kepentingan ekonomi pada saat itu dan perkembangan rute perdagangan dalam setiap masa yang berbeda-beda.

Pada masa perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara terdapat dua kekuatan peradaban besar, yaitu Cina di utara dan India di bagian barat daya yang menjadikan mereka super power.

Selat Malaka menjadi penting sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antara pedagang-pedagang Cina dan pedagang-pedagang India.

Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama “jalur sutra”.

Penamaan ini digunakan sejak abad ke-1 M hingga abad ke-16 M, dengan komoditas kain sutera yang dibawa dari Cina untuk diperdagangkan di wilayah lain.

Ramainya rute pelayaran ini mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur, antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota Cina (Sumatra Utara sekarang).

Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada saat itu adalah rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkih, dan pala.

Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha

Akulturasi kebudayaan yaitu suatu proses percampuran antara unsur-unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, sehingga membentuk kebudayaan baru.

Contohnya adalah:

  • Seni Bangunan
  • Seni Rupa dan Seni Ukir
  • Seni Pertunjukan
  • Seni Sastra dan Aksara
  • Sistem Kepercayaan
  • Sistem Pemerintahan
  • Arsitektur